» » SETAN MERASUKI WANITA INI HINGGA MENINGGAL

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghFpGd8TPnhANlmOA7EBD-TcSbnmvReG2a58RW6lBbzq-Fbx3rzjcRVyeaUpTXIgP8oJTaEa5K_Iiho8gq4qwiV4p15W-GOgYKfsklzIojTSB3YpmuL7KqPa5S8GjhNw8h1OtOqquvUsk/s200/anneliese-michel.jpgDi Indonesia, kasus orang yang mengalami kesurupan sering kita dengar. Bahkan beberapa waktu lalu, banyak sekolah yang melaporkan bahwa sejumlah siswanya mengalami kesurupan. Di negara barat pun, kasus kerasukan makhluk halus juga pernah terjadi, salah satunya adalah kasus Anneliese Michel yang terkenal. Bahkan kisahnya telah diangkat ke layar lebar dalam dua versi. Sebagai catatan, artikel ini tidak bermaksud menyinggung SARA, jadi hanya sebatas untuk pengetahuan saja.


Anneliese Michel lahir September 1952 di Klingenberg, Bavaria, Jerman. Ia merupakan seorang gadis Katolik yang taat, pada tahun 1968, ketika ia berumur 16 tahun (SMA), Anneliese mulai menderita kejang-kejang. Tidak dapat berbicara, berteriak, atau meminta bantuan, ia kemudian menjelaskan bahwa dia merasa seolah-olah ada sesosok tubuh besar yang terasa berat duduk di dadanya.
Ketika Anneliese berusia 23 tahun, seorang teman lama keluarga mencatat bahwa Michel (Anneliese) tidak mampu berjalan melewati ikon Yesus Kristus seperti salib dan menolak untuk minum air suci. Dia menyimpulkan bahwa Anneliese menderita kerasukan setan dan menyarankan untuk membawanya ke paranormal. Ia dibawa ke seorang dukun di kota terdekat dan kembali diperiksa. Michel diagnosis kerasukan setan. Pada saat ini, Anneliese mulai menghina, memukul, dan menggigit orangtuanya. Dia menghancurkan gigi di dinding dan mulai memotong tubuhnya dengan pisau. Dia menolak untuk makan atau minum menjelaskan bahwa setan tidak akan mengizinkannya. Lalu orangtua Anneliese, membawanya pergi ke dokter psikiater untuk berobat, Anneliese pun diberikan obat oleh dokter tersebut.

Namun, kondisi Anneliese tetap tak kunjung membaik. Kondisi ini pun membuat orang tua Anneliese meminta bantuan kepada gereja untuk menolong Anneliese. Gereja Katolik pun memberikan izin untuk melakukan pengusiran setan atau disebut eksorsisme. Ritual eksorsisme dilakukan selama sekitar 10 bulan pada tahun 1976. Total sebanyak 67 sesi eksorsisme diadakan, 1 atau 2 eksorsisme per minggu, dan beberapa eksorsisme berlangsung hingga 4 jam.

Saat Anneliese mengalami kerasukkan, ia menjadi sangat kuat bahkan dibutuhkan 3 orang dewasa untuk menjatuhkannya. Bahkan saking kuatnya, Anneliese pun diikat di tempat tidur dengan menggunakan rantai untuk meredam kekuatannya. Tak hanya kuat, Anneliese berbicara dengan berbagai bahasa dan suara ketika kerasukkan, ia pernah bicara dalam bahasa Ibrani, yang mengatakan, “Kami adalah orang-orang yang diam di dalamnya. Saya salah satu yang tinggal di dalam Kain.”

Selama proses pengusiran setan itu, Anneliese berteriak-teriak, buang air kecil ataupun besar sembarangan, menanggalkan pakaiannya, bahkan ia sangat anti terhadap benda-benda rohani seperti salib dan lain-lain.
Pada akhirnya 1 Juli 1976, Anneliese pun meninggal dunia, hari dimana tepatnya kemarin 30 Juni 1976 Anneliese menjalani ritus eksorsisme. Anneliese di saat terakhirnya ia mengucapkan kata-kata terakhir kepada ibunya, “Ibu, aku takut” Dan di malam itu (1 Juli 1976), Anneliese Michel meninggal dalam tidurnya. Laporan otopsi menyatakan bahwa kematiannya akibat dari kekurangan gizi dan dehidrasi.

Meninggalnya Anneliese Michel pun berdampak buruk kepada 2 pastor yang melakukan ritual pengusiran tersebut. 2 pastor yang memimpin pengusiran setan, Pastor Alt dan Renz serta ayah Anneliese dituduh bersalah karena memungkinkan terjadinya kematian pada Anneliese. Diduga karena menjalani pengusiran setan dan penghentian obat yang diberikan oleh dokter psikiater yang membuat Anneliese akhirnya meninggal dunia pada tanggal 1 Juli 1976

About Wee ElLen

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply