Banyak orang, terutama wanita, merasa malas untuk beraktivitas fisik atau berpanas-panas di bawah matahari karena takut berkeringat. Keringat membuat tubuh terasa lengket, rambut jadi lepek, riasan wajah pun meleleh. Namun, tahukah Anda bahwa di balik kucuran keringat terdapat banyak hal yang menakjubkan?
Produksi keringat dipengaruhi tingkat kebugaran. Setelah selesai beraktivitas, tubuh akan terasa panas dan mengeluarkan keringat. Keringat ini berfungsi untuk mendinginkan tubuh Anda. Menurut International Hyperhidrosis Society, para atlet berkeringat lebih banyak dibandingkan dengan orang lainnya karena tubuh atlet sudah menyesuaikan diri untuk menjaga suhu tubuhnya agar tetap dingin dengan meningkatkan jumlah keringat. Penelitian yang sama juga diterbitkan dalam Journal of Experimental Physiology yang mengatakan bahwa ketika tubuh sedang merasa kurang sehat dan suhu tubuhnya panas, maka aktivitas kelenjar keringatnya akan bekerja lebih keras untuk menghasilkan keringat yang lebih banyak dibanding orang sehat.
Pria berkeringat lebih banyak daripada wanita. Menurut David Pariser, MD, sekretaris dari Internasional Hyperhidrosis Society, pria berkeringat empat kali atau lebih dalam sehari. Baik pria maupun wanita memiliki jumlah kelenjar keringat yang sama, namun kelenjar keringat pria lebih besar sehingga keringat yang diproduksi pun juga lebih banyak. Tubuh yang lebih besar juga berpengaruh pada permukaan yang lebih luas untuk didinginkan, dan selain itu variasi hormonal juga menyebabkan pria berkeringat lebih banyak. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Physiology menemukan, dalam kondisi sehat pria dan wanita juga menghasilkan jumlah keringat yang berbeda.
Dua tipe keringat. Anda mungkin mengganggap bahwa semua keringat adalah sama. Tetapi Hratch Karamanoukian, MD, direktur pusat Center for Excessive Sweating mengungkapkan, ada dua jenis keringat, yaitu keringat yang dihasilkan oleh kelenjar ekrin, dan yang diproduksi oleh kelenjar apokrin.
Kelenjar ekrin bertanggung jawab untuk memproduksi "keringat air" yang sebagian besar terdiri atas air dan garam. Kelenjar ini ditemukan di seluruh tubuh, namun biasanya terkonsentrasi pada tangan, kaki, dan wajah. Keringat ini berfungsi untuk mendinginkan tubuh Anda, baik karena olahraga atau suhu panas.
Sedangkan kelenjar apokrin menghasilkan keringat yang lebih sedikit, dan terletak dimana ada folikel rambut (salah satunya di ketiak), dan biasanya keringat ini berbau karena seringkali terpapar bakteri penyebab bau. Akibatnya, kita mencium bau keringat yang menyengat.
Keringat sebagai sinyal stres. Jangan berpikir bahwa mimik wajah, bahasa tubuh, dan suara merupakan satu-satunya cara yang bisa mengungkapkan perasaan Anda. Keringat yang keluar dari tubuh juga menjadi salah satu pertanda bahwa Anda sedang stres. Jika Anda berkeringat karena stres, maka Anda tak sadar bahwa Anda bisa mengirimkan ketegangan bagi orang di sekitar Anda.
"Ketika Anda stres, keringat akan keluar melalui kedua kelenjar tersebut. Namun, kelenjar apokrin yang menyebabkan keringat berbau akan bekerja lebih dulu," ungkap Dr Pariser. Dengan kata lain, ketika Anda merasa stres, Anda akan memancarkan aroma keringat yang bisa tercium oleh orang lain.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal PLos One (jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Public Library of Science) menunjukkan adanya perubahan aktivitas otak ketika peserta mencium bau keringat orang lain dalam suatu situasi tertentu. Hal ini akan menyebabkan mereka meningkatkan kewaspadaan terhadap suatu kondisi yang akan mereka alami.
Keringat berlebih bisa jadi penyakit. Suatu hal yang berlebihan memang tidak baik. Menurut Dr Karamanoukian, sekitar 1-3 persen manusia di seluruh dunia mengalami hiperhidrosis. Hiperhidrosis adalah suatu kondisi yang ditandai dengan keringat berlebihan karena kelenjar keringat yang overactive. Meskipun penyebab pasti dari hiperhidrosis ini tidak diketahui, gejala keringat berlebih ini dimulai sejak usia remaja.
"Orang akan berkeringat tanpa alasan yang jelas, dan tak ada bedanya jika mereka berada di ruang yang sejuk atau panas, stres ataupun santai. Daerah yang paling berpengaruh oleh hiperhidrosis ini adalah ketiak, tangan, kaki, dan wajah," tambahnya. Namun hiperhidrosis ini bisa diobati dengan berbagai cara, misalnya menggunakan deodoran, botox, sedot lemak, dan lain sebagainya.
Keringat bisa dikendalikan. Deodoran biasanya mengandung alumunium atau zirconian sebagai bahan aktifnya. Kedua bahan ini setelah bersentuhan dengan air akan menyumbat kelenjar keringat dan menghentikan kelenjar untuk menghasilkan keringat.
"Antiperspiran paling efektif bila diaplikasikan pada kulit kering. Jika Anda menggunakan antiperspiran ini pada pagi hari, Anda pasti akan berkeringat atau ketiak basah," ungkap Dr Pariser.
Jika permukaan kulit basah, reaksi kimia yang terbentuk dari alumunium pada deodoran ini akan terjadi di permukaan kulit dan bukan di pori-pori. Sebaliknya, gunakan deodoran ini pada malam hari ketika produksi keringat berada pada titik terendah. Bahkan deodoran ini masih tetap akan bekerja ketika Anda mandi di keesokan harinya dan bisa bertahan selama beberapa hari.
Sumber: Shine
Tidak ada komentar: