Menjadi presiden berarti menjadi orang nomor satu di suatu negara. Menjadi Presiden Republik Indonesia berarti siap menjadi orang nomor satu untuk menghadapi berbagai persoalan yang dihadapi rakyat Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa siapa saja yang menjadi presiden, berarti siap berjumpa dengan berbagai masalah di negaranya. Vox populi, vox Dei (Suara rakyat adalah suara Tuhan). Orang (presiden) yang mendengarkan suara rakyat berarti dia telah mendengar apa yang Tuhan suarakan untuknya. Namun, bukan hanya berhenti pada saat mendengarkan, tetapi melaksanakan apa yang disuarakan berarti menanggapi suara Tuhan dengan sepenuh hati. Namun, bagaimana menjadi orang nomor satu yang diidamkan rakyat Indonesia?
Pertama, menjadikan rakyat sebagai sahabat. Seorang sahabat akan selalu mendengar setiap keluhan sahabat-sahabatnya. Bukan hanya itu, sahabat yang baik pasti mengorbankan segala sesuatu untuk sahabatnya, serta siap membantu dalam menghadapi masalah dan kesulitan yang dihadapi. Jika seorang presiden menganggap rakyatnya sahabat, itu tidak akan menurunkan martabatnya sebagai presiden. Presiden memang orang yang disegani, tetapi sangat disayangkan jika saking segannya rakyat terhadap pemimpinnya, dia pun dibiarkan terlantar karena takut kewibawaan pemimpinnya turun. Dalam hal ini bukan mau menunjukan bahwa kewibawaan seorang presiden itu tidak diperlukan, tetapi bagaimana seorang presiden membuat suatu kedekatan emosional dengan rakyatnya tanpa merendahkan martabatnya sebagai seorang presiden.
Kedua, presiden yang cerdas. Suatu negara akan dipenuhi oleh orang-orang yang cerdas jika pemimpin negara itu menyadari akan pentingnya kecerdasan. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah pendidikan yang layak. Layaknya pendidikan dilihat dari bagaimana kualitas pendidikan dan yang lebih penting adalah semua orang bisa mengenyam pendidikan. Di sini kecerdasan umum bisa terpenuhi dan akan membawa dampak positif terhadap sumber daya manusia dalam suatu negara. Dengan demikian, kita tidak lagi membutuhkan tenaga luar negeri untuk mengelolah semua kekayaan alam di negara kita.
Ketiga, presiden yang punya hati nurani. Berbicara tentang hati nurani berarti berhubungan dengan kepekaan serta memiliki nilai rasa dalam menghadapi dan menyaksikan keadaan rakyatnya. Menanggapi persoalan dengan hati nurani berarti seorang presiden yang turut merasakan apa yang dirasakan rakyatnya. Seorang presiden hendaknya mampu memajukan kesejahteraan hidup rakyatnya. Kesejahteraan rakyat akan meningkat dengan menjunjung tinggi keadilan serta membasmi koruptor. Uang negara tidak lagi dibuang sia-sia tetapi digunakan untuk kepentingan rakyatnya,bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Jika presidennya berhatinurani, maka segala tindakan dan perbuatan yang menyesatkan rakyatnya harus dibasmi, khususnya para koruptor brengsek itu. Saya yakin, kalau korupsi dibasmi, rakyatnya pasti sejahtera. Dan untuk mereka yang melakukan korupsi dihukum dengan hukuman yang sekeras mungkin dan menjunjungtinggi keadilan.
Keempat, presiden yang berani. Berani di sini bukan berarti bahwa presiden itu menakut-nakuti rakyat dengan kekejamannya. Presiden yang berani artinya presiden yang mempunyai keberanian untuk melawan dan tidak takut terhadap siapa saja yang akan mengancam serta menindas rakyatnya. Di sini, presiden berperan sebagai bapak yang melindungi rakyatnya. Namun sangat disayangkan jika rakyat dijajah oleh para petingginya sendiri. Orang yang menghianati bangsanya sendiri juga harus dibasmi dan hendaknya dihilangkan dari jagat ini.
Mungkin itu saja idaman rakyat Indonesia terhadap orang nomor satu di negara ini. Rakyat pun menyadari kekurangannya dan tidak ingin meminta lebih terhadap pemimpinnya. Memenuhi empat hal diatas sudah menyenangkan hati rakyat Indonesia. Vox me, vox populi (suaraku, suara rakyat). Untukmu yang di sana, dengarkan curhatku dan bagimu yang punya niat memimpin negeri ini dengarkan rakyatmu dulu dan penuhi. Mungkin ada dari kompasianer yang ingin jadi presiden? Hehehe… itu saja yang rakyat idamkan. Merdeka!
Tidak ada komentar: