Jika orang mau berolahraga, meski hanya sebentar setiap hari, kegiatan itu bisa mendorong usia mereka. Berbeda dengan pecandu televisi yang dapat menyita bertahun-tahun hidup mereka.
Kebanyakan orang berjuang untuk berpegang teguh pada panduan standard berolahraga selama 30 menit per hari, lima hari dalam satu minggu. Sementara itu banyak ahli berharap dengan dosis olahraga yang lebih sedikit, makin banyak orang akan termotivasi untuk meninggalkan tempat duduk mereka dan bergerak.
Chi-Pang Wen dari National Health Research Institutes di Taiwan dan Jackson Pui Man Wai dari National Taiwan Sport University meneliti lebih dari 400.000 orang yang ikut dalam program penyaringan medis antara tahun 1996 hingga 2008. Perkembangan semua relawan itu kemudian diikuti selama rata-rata delapan tahun, demikian laporan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa (16/8).
Orang yang berada dalam kelompok olah raga "bervolume rendah", yang dibandingkan dengan orang yang secara fisik tak aktif, menghadapi risiko 14 persen lebih kecil untuk menghadapi kematian dini akibat semua sebab, dan 10 persen risiko kematian yang lebih rendah akibat kanker.
Kategori "volume rendah" diberlakukan pada orang yang jumlah total olahraga mereka rata-rata 92 menit per pekan, atau sekitar 15 menit per hari. Secara rata-rata, harapan hidup mereka ialah tiga tahun lebih lama dibandingkan dengan timpalan mereka yang tidak aktif.
Secara terpisah, para peneliti di Australia mendapati bahwa nonton TV atau video selama rata-rata enam jam per hari dapat memperpendek harapan hidup penonton sampai hampir lima tahun. Para peneliti itu menggunakan data dari jajak pendapat lintas-bagian atas 11.000 orang dewasa Australia yang berusia sedikitnya 25 tahun pada saat peralihan milenium.
Data tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah kematian dan penduduk nasional di Australia pada 2008. Para peneliti itu memperkirakan pada 2008, orang dewasa Australia yang berusia 25 tahun dan lebih tua lagi menghabiskan 9,8 miliar jam di depan layar kecil. Masa tersebut berkaitan dengan 286.000 tahun kehidupan yang berakhir secara pradini.
Setiap jam waktu untuk menonton televisi setelah usia 25 tahun memperpendek harapan hidup pemirsa kurang dari 22 menit, demikian penjelasan mengenai angka itu. Dalam hal penafsiran, satu jam orang berada di depan kotak tersebut rata-rata memiliki dampak yang sama pada harapan hidup dengan menghisap dua batang rokok.
Dalam kasus yang ekstrem, seseorang yang menghabiskan rata-rata waktu enam jam per hari untuk nonton TV diduga akan hidup 4,8 tahun lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tidak nonton TV, demikian perhitungan mereka. Studi itu, yang dipimpin oleh Lennert Veerman dari School of Population Health di University of Queensland, disiarkan di British Journal of Sports Medicine.
Para peneliti tersebut menuding menonton TV sebagai tindakan yang tidak menguntungkan, bukan karena programnya tapi gara-gara bahaya tidak-aktifnya tubuh yang bersumber dari terlalu lama duduk. Gaya hidup santai berkaitan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, kelebihan berat dan masalah lain kesehatan.
Orang yang berada dalam kelompok olah raga "bervolume rendah", yang dibandingkan dengan orang yang secara fisik tak aktif, menghadapi risiko 14 persen lebih kecil untuk menghadapi kematian dini akibat semua sebab, dan 10 persen risiko kematian yang lebih rendah akibat kanker.
Kategori "volume rendah" diberlakukan pada orang yang jumlah total olahraga mereka rata-rata 92 menit per pekan, atau sekitar 15 menit per hari. Secara rata-rata, harapan hidup mereka ialah tiga tahun lebih lama dibandingkan dengan timpalan mereka yang tidak aktif.
Secara terpisah, para peneliti di Australia mendapati bahwa nonton TV atau video selama rata-rata enam jam per hari dapat memperpendek harapan hidup penonton sampai hampir lima tahun. Para peneliti itu menggunakan data dari jajak pendapat lintas-bagian atas 11.000 orang dewasa Australia yang berusia sedikitnya 25 tahun pada saat peralihan milenium.
Data tersebut kemudian dibandingkan dengan jumlah kematian dan penduduk nasional di Australia pada 2008. Para peneliti itu memperkirakan pada 2008, orang dewasa Australia yang berusia 25 tahun dan lebih tua lagi menghabiskan 9,8 miliar jam di depan layar kecil. Masa tersebut berkaitan dengan 286.000 tahun kehidupan yang berakhir secara pradini.
Setiap jam waktu untuk menonton televisi setelah usia 25 tahun memperpendek harapan hidup pemirsa kurang dari 22 menit, demikian penjelasan mengenai angka itu. Dalam hal penafsiran, satu jam orang berada di depan kotak tersebut rata-rata memiliki dampak yang sama pada harapan hidup dengan menghisap dua batang rokok.
Dalam kasus yang ekstrem, seseorang yang menghabiskan rata-rata waktu enam jam per hari untuk nonton TV diduga akan hidup 4,8 tahun lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tidak nonton TV, demikian perhitungan mereka. Studi itu, yang dipimpin oleh Lennert Veerman dari School of Population Health di University of Queensland, disiarkan di British Journal of Sports Medicine.
Para peneliti tersebut menuding menonton TV sebagai tindakan yang tidak menguntungkan, bukan karena programnya tapi gara-gara bahaya tidak-aktifnya tubuh yang bersumber dari terlalu lama duduk. Gaya hidup santai berkaitan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, kelebihan berat dan masalah lain kesehatan.
Tidak ada komentar: