Midang awalnya merupakan satu dari rangkaian adat perkawinan Mabang Handak (Burung Putih, red) masyarakat Kayuagung pada masa itu, yang merupakan perkawinan dalam adat yang tertinggi. Jika ada pasangan muda-mudi yang melangsungkan pernikahan, maka salah satunya adalah dengan digelarnya midang yang pesertanya berasal dari masyarakat sekitar.
Namun seiring berjalannya waktu kegiatan midang dalam rangkaian adat perkawinan ini sudah berangsur-angsur langka dilaksanakan oleh masyarakat. Kalau pun ada maka yang melaksanakan adalah keluarga yang berasal dari tingkat ekonomi yang mampu.
Guna melestarikan budaya tersebut Pemerintah OKI, mengagendakan secara nasional. Awalnya midang ini adalah sebagai sarana memperkenalkan kepada masyarakat bujang dan gadis di tempat tersebut dengan tujuan jika ada orang tua yang menyukainya maka dapat melamarkan untuk anaknya.
Seperti halnya pada hari raya Lebaran sebanyak 11 kelurahan dalam Kecamatan Kota Kayuagung mengikuti kegiatan ini diantaranya dari Kelurahan Sukadana, Kelurahan Paku, Kelurahan Mangunjaya, Kelurahan Cintaraja, Kelurahan Sidakerja, Kelurahan Jua-jua dan Kelurahan Tanjung Rancing. Kemudian Kelurahan Kayuagung Asli, Kelurahan Perigi, KelurahanKotaraya, dan Kelurahan Kedaton yang digelar selama hari ketiga Lebaran.
Peserta yang ikut dalam acara midang ini, tidak hanya warga yang tinggal di Kota Kayuagung saja, namun warga Kayuagung yang tinggal di ibukota maupun provinsi lain juga turut hadir diacara ini, seperti Kombes Iskandar yang bertugas di Mabes Polri turun meramaikan acara midang yang didampingi istrinya.
Ketika ditanya mengenai midang, Iskandar hanya tersenyum dan menjawab ini adalah suatu teradisi Kayuagung yang patut diacungi kedua jempol karena hingga sekarang tetap berjalan dengan baik.
Tidak ada komentar: