» » » 5 TAHUN PEMBANTAHAN PLANET PLUTO

Pendahuluan,
24 Agustus 2006 terhelatlah sebuah acara, sebuah pertemuan akbar para pakar astronomi seluruh dunia. Pertemuan yang diselenggarakan di Praha ( Ceko ) ini diberi nama sidang akbar Himpunan Astronom Internasional ( International Astronomical Union) ke 26.

Kenapa disebut sidang akbar karna mewakili dari seluruh negara yang terdaftar dikeanggotaan IAU, walaupun yang hadir hanya 424 Astronom profesional dari 10.000 Astronom yang mendapat label Profesional oleh IAU. Disidang tersebut diterbitkan resolusi IAU no 5A, mengenai benda langit yang disebut  sebagai planet, berikut syarat-syarat sebuah planet menurut resolusi tersebut:
1.Mengorbit pada Matahari
2.Mempunyai ukuran besar sehingga mampu mempertahankan bentuk bulat
3. Mempunyai jalur orbit yang ‘bersih’ dari benda langit yang seukurannnya.

Pluto sendiri memiliki kekurangan diantara syarat kedua dan ketiga tersebut, dengan ukuran yang lebih kecil dari planet-planet sebelumnya dan jalur orbit yang memiliki kesamaan dengan Neptunus. Maka dengan ketiadaan dua syarat tersebut sebagian astronom tetap pada keputusan untuk mencabut status planet Pluto.
Pluto
 

Pluto merupakan planet terakhir dalam tata surya, ditemukan tahun 1930 oleh Clyde Wiliam Tombaugh, astronom muda berbakat dari observatorium Lowell. Walaupun berbentuk kerdil namun pembantahan belum terjadi saat itu, karena saat itu ditemukan Charon yang awalnya dikira planet namun akhirnya disebut satelit pluto, Lengkaplah legenda 9 planet dalam galaksi Bima Sakti yang sudah beredar waktu itu. Pembantahan mulai terjadi ketika planet yang berjarak 5.900.1 juta kilometer dengan Matahari ternyata memiliki ’saudara’ yang ukurannya tak jauh beda dengan pluto. ‘Saudara’ pluto ini terdapat dibelakang Neptunus sehingga disebut “trans Neptunus” atau populer disebut Sabuk Kuiper ( Kuiper Belt) yang kecil-kecil dan jumlahnya ribuan.
‘Saudara’ Pluto yang ditemukan dalam Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004). Tapi yang menhebohkan adalah Xena (UB 313) yang berukuran lebih besar dari Pluto dan memiliki satelit.
Dengan penemuan-penemuan ini beberapa astronom meminta kepada IAU untuk mengadakan sidang untuk membahas status ‘pluto’ dan tanggal 24 Agustus 2006 resmilah gelar ‘planet’ bagi pluto dicabut dan berganti dengan sebutan ‘planet kerdil’  atau 134340.
Kontroversi
Ada beberapa astronom yang tidak sejalan dengan keputusan tersebut, seperti Richard Binzel yang mengatakan “merupakan hal yang emosional dengan mengubah planet yang sudah ada sejak kanak-kanak”.
Bahkan penyesalan yang paling mendalam dialami oleh janda mendiang Clyde Wiliam Tombaugh yaitu Patricia Tombaugh yang mengatakan ” sangat menyedihkan dicabutnya gelar planet bagi Pluto, rasanya seperti kehilangan pekerjaan”.
Sidang tersebut mengundang pro kontra karena hasil dari sidang akbar tersebut adalah pembantahan mengenai status planet bagi Pluto yang ditentukan melalui voting, padahal voting tersebut dihadiri kurang dari 2/3 anggota.
Makin ironis karena sebelum sidang IAU digelar, sebuah misi tanpa awak diluncurkan pada januari 2oo6 yang bernama New Horizon, misi yang direncanakan tiba pada 2015 dirancang untuk mendokumentasi lebih dekat sabuk Kuiper berikut atmosfer Pluto dan satelitnya, misi tersebut didanai kurang lebih 700 juta dollar AS.

About Wee ElLen

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply