» » » JANGAN BERIKAN OBAT BATUK PADA ANAK

Setiap kali orangtua mendengar anak-anaknya batuk-batuk, spontan mereka akan membuka lemari obat untuk mencari obat batuk. Obat batuk memang tergolong obat yang dapat dibeli bebas (over the counter drugs) dan umumnya diminum pada saat kita menderita selesma dan flu. Obat ini berisi kandungan zat ekspektoran (mengeluarkan dahak), antitusif (meredam batuk) dan juga dekonjestan (melebarkan saluran nafas yang menyempit). Hasil penelitian termutakhir menunjukkan bahwa obat-obat peredam batuk ini tidak efektif pada anak-anak di bawah usia 6 tahun bahkan dapat memberikan akibat merugikan pada kesehatan anak.

Salah satu akibat merugikan (adverse reaction) yang sangat fatal dari obat batuk yang diberikan pada anak-anak adalah terjadinya Reye’s syndrome. Penyakit ini mengakibatkan penimbunan lemak pada otak, hati dan organ tubuh lainnya pada anak dan remaja, terlebih-lebih bilamana mereka sedang menderita cacar air (chicken pox) atau flu. Di masa lampau, bila anak-anak mengalami cacar air atau selesma, para orangtua segera memberikan aspirin untuk mengatasi demam, sakit kepala dan nyeri pada tubuh. Hasil penelitian membuktikan bahwa aspirin atau salicilat ternyata dapat mengakibatkan Reye’s syndrome yang diikuti dengan kerusakan otak (brain damage) pada anak. Oleh karenanya, segala obat penghilang rasa nyeri yang mengandung aspirin tidak diperbolehkan lagi diberikan pada anak di bawah usia enam tahun. Bahkan otoritas kesehatan di banyak negara maju sudah merekomendasikan untuk tidak memberikan obat aspirin dan obat batuk ini untuk anak di bawah 12 tahun.

Kasus Reye’s syndrome memang sudah banyak menurun sejak diberlakukan ‘pelarangan’ pemberian aspirin pada anak-anak. Gejala awal Reye’s syndrome ini adalah muntah-muntah,menjadi rewel (irritable), kejang pada lengan dan kaki dan koma. Prognosis (ramalan kesembuhan) penyakit cukup rendah dan acapkali penderita akan mengalami kecacatan otak permanen. Reye’s syndrome ini cukup sering keliru didiagnosa sebagai encephalitis, meningitis, sudden infant death syndrome (sindroma kematian mendadak balita), atau keracunan. Meskipun mekanisme penyebab terjadinya Reye’s syndrome belum sepenuhnya diketahui, namun dapat dipastikan bahwa penghindaran pemberian aspirin pada anak-anak merupakan upaya preventif terhadap penyakit yang mematikan ini.

Dengan adanya rekomendasi (meskipun tidak mengikat) untuk tidak memberikan obat aspirin dan obat batuk pada anak-anak, kiranya kita bisa lebih berhati-hati untuk memberikan obat yang dijual bebas ini. Bilamana anak mengalami batuk yang disebabkan oleh flu biasa, maka tanpa diberikan obat gejala batuk-batuk ini akan hilang dengan sendirinya. Bilamana batuk-batuk ini lebih dari dua minggu, sangat bijak kita membawanya ke dokter untuk mencari penyebabnya, sehingga obat yang diberikan tepat guna dan tepat sasaran.



http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/08/23/obat-batuk-dilarang-diberikan-pada-anak/

About Wee ElLen

Hi there! I am Hung Duy and I am a true enthusiast in the areas of SEO and web design. In my personal life I spend time on photography, mountain climbing, snorkeling and dirt bike riding.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar:

Leave a Reply