Pasien stroke yang mengalami kerusakan otak bisa pulih lebih cepat dengan bantuan arus listrik lemah yang disalurkan ke kepalanya. Para ilmuwan meyakini arus listrik kecil ini mampu merangsang kembali koneksi saraf otak yang telah putus karena kekurangan oksigen akibat stroke.
Hasil pengujian pada sejumlah sukarelawan sehat telah menunjukkan perbaikan aktivitas otak yang signifikan yang juga bisa bermanfaat untuk pasien stroke.
"Penelitian ini mendukung gagasan bahwa otak dapat memperbaiki dirinya sendiri sampai batas tertentu dengan cara penyambungan kembali daerah yang rusak," tutur Profesor Heidi Johansen-Berg dari Universitas Oxford seperti dilansir The Independent (16/9/2011).
"Otak jauh lebih dinamis daripada yang kita duga sebelumnya. Serat-serat saraf yang menghubungkan otak berubah strukturnya akibat latihan," kata Profesor Johansen-Berg.
"Setelah mengalami stroke, ada kerusakan sambungan serat saraf yang halus namun meluas, jauh melampaui stroke itu sendiri. Namun, dengan latihan yang berulang-ulang, pasien dapat meningkatkan aktivitas daerah otak yang telah terputus," katanya dalam British Science Festival di Universitas Bradford.
Hasil pengujian pada pasien stroke menemukan bahwa bermain game komputer setiap hari dapat merangsang otak pada daerah yang rusak untuk memulihkan lagi sel-sel saraf yang terputus.
Para ilmuwan memperdalam penelitian dengan menggunakan listrik arus kecil yang diyakini mampu merangsang penyambungan dan pertumbuhan kembali sel-sel saraf atau pembuluh darah.
Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan bantalan karet di setiap sisi tengkorak. Arus listrik sebesar 1 sampai 2 milliampere disalurkan dari satu elektroda ke elektroda lain.
Kerusakan akibat stroke biasanya hanya mempengaruhi sebagian otak. Artinya, daerah-daerah lain akan mencoba melakukan kompensasi dengan cara menyeimbangkan otak.
Hasil pengujian pada sejumlah sukarelawan sehat telah menunjukkan perbaikan aktivitas otak yang signifikan yang juga bisa bermanfaat untuk pasien stroke.
"Penelitian ini mendukung gagasan bahwa otak dapat memperbaiki dirinya sendiri sampai batas tertentu dengan cara penyambungan kembali daerah yang rusak," tutur Profesor Heidi Johansen-Berg dari Universitas Oxford seperti dilansir The Independent (16/9/2011).
"Otak jauh lebih dinamis daripada yang kita duga sebelumnya. Serat-serat saraf yang menghubungkan otak berubah strukturnya akibat latihan," kata Profesor Johansen-Berg.
"Setelah mengalami stroke, ada kerusakan sambungan serat saraf yang halus namun meluas, jauh melampaui stroke itu sendiri. Namun, dengan latihan yang berulang-ulang, pasien dapat meningkatkan aktivitas daerah otak yang telah terputus," katanya dalam British Science Festival di Universitas Bradford.
Hasil pengujian pada pasien stroke menemukan bahwa bermain game komputer setiap hari dapat merangsang otak pada daerah yang rusak untuk memulihkan lagi sel-sel saraf yang terputus.
Para ilmuwan memperdalam penelitian dengan menggunakan listrik arus kecil yang diyakini mampu merangsang penyambungan dan pertumbuhan kembali sel-sel saraf atau pembuluh darah.
Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan bantalan karet di setiap sisi tengkorak. Arus listrik sebesar 1 sampai 2 milliampere disalurkan dari satu elektroda ke elektroda lain.
Kerusakan akibat stroke biasanya hanya mempengaruhi sebagian otak. Artinya, daerah-daerah lain akan mencoba melakukan kompensasi dengan cara menyeimbangkan otak.
"Perubahan aktivitas keseimbangan inilah yang paling umum ditemui pada pasien yang sulit disembuhkan. Ada kemungkinan bahwa menyeimbangkan otak akan memberikan jalur pemulihan yang lebih baik," kata Profesor Johansen-Berg.
Sumber : http://www.detikhealth.com/
Tidak ada komentar: