Berawal dari belajar proses pembekuan darah di mikroskop, naluri keingintahuan L. Krisna Wardhana, siswa SD Cahaya Nur, Kudus tentang pembekuan darah berkembang. Apalagi ia melihat banyaknya kulit telur yang terbuang, mubazir di rumahnya.
Dibantu gurunya, Krisna melakukan penelitian dan pendalaman tentang teori pembekuan darah selama dua bulan. Percobaan dilakukan di rumah dan di sekolah.
Secara rinci, Krisna menjelaskan, cangkang yang diambil dari kulit telur, merupakan cangkang terluar. Cangkang kemudian ditumbuk sampai lembut. Dan setelah lembut, cangkang ditaburkan ke bagian tubuh yang luka. “Cara ini akan terasa perih sekali,” ujar Krisna, saat VIVAnews temui di Junior Science Fair, 10 September 2011.
Secara teoritis, Krisna menjelaskan bahwa dalam cangkang telur mengandung kalsium. “Kalsium inilah yang membantu mempercepat darah membeku,” ucapnya. “Kalsium membantu Protombin membentuk benang-benang Fibrin,” ucap Krisna.
Sebagai informasi, ketika luka mulai mengeluarkan darah pada tubuh kita, maka, Trombosit pecah dan mengeluarkan enzim Trombokinase atau Tromboplastin. Enzim segera bergabung dengan kalsium untuk membekukan darah dengan membentuk benang-benang Fibrin.
“Dengan tambahan kalsium dari cangkang telur, pembekuan semakin cepat karena sebelumnya dalam tubuh manusia terdapat kalsium juga,” kata Wahyu Intan, guru pendamping Krisna. “Kalsium tubuh kita dengan kalsium dari cangkang telur, mempercepat pembekuan darah,” jelasnya.
Menurut Krisna, hasil dari penerapan penemuan tersebut, jika luka diberi cangkang telur, pembekuan mencapai kurang dari 1 menit. Bandingkan dengan luka yang tanpa diberi cangkang telur, yang baru membeku dalam 2 menit.
“Ternyata gampang dicoba dan darah mudah membeku, ” kata Krisna.
Bakat Krisna ini didukung oleh orang tuanya yang seorang dokter. Seluruh kebutuhan untuk melakukan pengamatan selalu diperhatikan oleh orang tuanya. “Dia termasuk anak yang aktif, orang tuanya sangat mendukung,” ujar Wahyu.
• VIVAnews
Tidak ada komentar: