Maunya, sih, bicara baik-baik, tapi ujung-ujungnya bertengkar, dan bertengkar lagi. Bahayanya, kalau didiamkan berlarut-larut tanpa solusi, bisa mengikis kemesraan, bahkan perasaan cinta. Untuk memperbaiki keadaan ini, tidak sedikit pasangan yang memilih berpisah sementara alias break sebagai ajang introspeksi dan meredakan emosi agar dapat kembali berpikir jernih.
Agar break menjadi sesuatu yang positif bagi hubungan Anda dan pasangan, berikut tip dari Ajeng Raviando, Psikolog dari Teman Hati Konseling:
1. Waktu break sebaiknya tidak terlalu lama agar fungsinya tidak rancu menjadi perpisahan.
2. Sepakati waktu break yang dianggap sesuai untuk kedua belah pihak. Untuk pasangan yang sudah menikah, mungkin sekitar 1-2 minggu. Kalau lebih dari 2 minggu, dikhawatirkan akan timbul masalah baru yang lebih rumit.
3. Bagi pasangan yang masih dalam taraf berpacaran, mungkin bisa dicoba sekitar 2-4 minggu, sebab frekuensi pertemuan mereka tidak sesering yang sudah menikah.
4. Sebaiknya keputusan berpisah sementara hanya diambil jika tidak ada cara lain yang dianggap dapat mengatasi permasalahan yang ada. Hati-hati dengan keputusan ini, karena break berisiko masuknya pihak ketiga. Biasakan untuk menghadapi permasalahan dengan kedewasaan dan tidak dipengaruhi emosi semata.
5. Jika break jadi pilihan, pergunakan break dengan efektif, yakni untuk mengelola emosi. Lakukan introspeksi, fokuskan pada solusi, bukan hanya pada permasalahannya.
6. Tujuan break adalah untuk membantu pemulihan hubungan, maka upayakan bisa menjaga agar komunikasi tetap lancar. Selama kedua belah pihak masih saling mencintai dan berbekal keinginan kuat untuk mempertahankan hubungan, break akan berdampak positif.
Agar break menjadi sesuatu yang positif bagi hubungan Anda dan pasangan, berikut tip dari Ajeng Raviando, Psikolog dari Teman Hati Konseling:
1. Waktu break sebaiknya tidak terlalu lama agar fungsinya tidak rancu menjadi perpisahan.
2. Sepakati waktu break yang dianggap sesuai untuk kedua belah pihak. Untuk pasangan yang sudah menikah, mungkin sekitar 1-2 minggu. Kalau lebih dari 2 minggu, dikhawatirkan akan timbul masalah baru yang lebih rumit.
3. Bagi pasangan yang masih dalam taraf berpacaran, mungkin bisa dicoba sekitar 2-4 minggu, sebab frekuensi pertemuan mereka tidak sesering yang sudah menikah.
4. Sebaiknya keputusan berpisah sementara hanya diambil jika tidak ada cara lain yang dianggap dapat mengatasi permasalahan yang ada. Hati-hati dengan keputusan ini, karena break berisiko masuknya pihak ketiga. Biasakan untuk menghadapi permasalahan dengan kedewasaan dan tidak dipengaruhi emosi semata.
5. Jika break jadi pilihan, pergunakan break dengan efektif, yakni untuk mengelola emosi. Lakukan introspeksi, fokuskan pada solusi, bukan hanya pada permasalahannya.
6. Tujuan break adalah untuk membantu pemulihan hubungan, maka upayakan bisa menjaga agar komunikasi tetap lancar. Selama kedua belah pihak masih saling mencintai dan berbekal keinginan kuat untuk mempertahankan hubungan, break akan berdampak positif.
Tidak ada komentar: