Seluruh penumpang pesawat Casa 212 milik PT Nusantara Buana Air yang hilang Kamis 29 September 2011 di Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, akhirnya ditemukan. Penumpang yang berjumlah 18 orang termasuk 4 kru pesawat dipastikan meninggal dunia.
Pesawat produksi 1989 itu diketahui, take off dari Bandara Polonia Medan, pukul 07.00, Kamis lalu. Seharusnya sejam kemudian, telah mendarat di Kutacane. Namun, pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 07.41.
Kecelakaan pesawat Casa tersebut menambah panjang daftar kecelakaan udara yang terjadi di Tanah Air ini. Dari penelusuran VIVAnews, setidaknya telah terjadi sejumlah kecelakaan pesawat hingga September 2011.
Pada 12 Februari 2011, pesawat Cassa 212-100 milik operator Sabang Merauke Raya Air Charter mengalami kecelakaan di kawasan Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan. Pesawat tersebut digunakan untuk tes penerbangan terkait pergantian mesin.
Pesawat yang lepas landas dari Bandar Udara Hang Nadim, Batam, pukul 13.18 WIB diketahui kehilangan kontak dengan radar Pengatur Lalu Lintas Udara Tanjung Pinang pukul 13.40 WIB dan kemudian diketemukan jatuh. Seluruh kru diketemukan tewas, yaitu Fadlul Kharim (pilot), Reza Bukalo (kopilot), dan tiga teknisi, yakni Syahrul, Suroso, serta Sutanto.
Empat bulan dari kejadian itu, Sabtu 7 Mei 2011, pesawat MA-60 milik Merpati Nusantara Airlines jatuh di Teluk Kaimana, Papua Barat. Lokasi jatuhnya pesawat tersebut berjarak sekitar 500 meter sebelum mencapai ujung landas pacu Bandara Kaimana yang berada di tepian laut.
Pesawat tipe MA60 berkapasitas 56 penumpang itu dilaporkan mengangkut 21 penumpang dengan perincian 18 dewasa, satu anak, dan dua bayi. Dalam kecelakaan tersebut seluruh penumpang dan kru diyakini meninggal.
Sedangkan pada September 2011, tercatat terjadi empat kecelakaan pesawat, termasuk pesawat Casa 212 milik PT Nusantara Buana Air yang hilang Kamis 29 September 2011 di Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Pada 9 September, pesawat Susi Air jenis Caravan C 208 B pk-VVE, yang berangkat dari Wamena tujuan Kenyem wilayah Pegunungan Papua, jatuh di Distrik Pasema Kabupaten Yahukimo. Piloti Dave Cootes warga Australia dan Copilot, Thomas Munk asal Salovakia tewas di tempat.
Di hari yang sama, pesawat Susi Air yang mengangkut dua penumpang dan dua kru tergelincir di Bandara El tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pesawat Susi Air yang baru tiba dari Sabu-Raijua itu tergelincir karena mengalami pecah ban belakang. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Belum genap dua pekan, atau tepatnya Kamis 22 September 2011 pesawat jenis Pilatus PK-UCE milik maskapai Yajasi jatuh di wilayah pegunungan Papua. Tepatnya di sekitar Paspalei Kabupaten Yalimo, Papua. Pilot Paul Westlund dan dua penumpangnya, Bois Sama serta Yosua Salak, meninggal dunia.
Sehari kemudian, Jumat 23 September 2011, helikopter jenis Bell 412 milik Airfast, yang disewa PT Newmont Nusa Tenggara, juga jatuh. Heli yang diterbangkan pilot Agus Khaerudin dan kopilot Ari Palimpung ditemukan hancur berantakan di Pegunungan Dodo Rinti di lembah Kemilas Ropang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kedua awak heli ditemukan tak tewas. Dan yang terakhir adalah pesawat milik NBA yng menewaskan 18 orang penumpang dan kru.
Pesawat produksi 1989 itu diketahui, take off dari Bandara Polonia Medan, pukul 07.00, Kamis lalu. Seharusnya sejam kemudian, telah mendarat di Kutacane. Namun, pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 07.41.
Kecelakaan pesawat Casa tersebut menambah panjang daftar kecelakaan udara yang terjadi di Tanah Air ini. Dari penelusuran VIVAnews, setidaknya telah terjadi sejumlah kecelakaan pesawat hingga September 2011.
Pada 12 Februari 2011, pesawat Cassa 212-100 milik operator Sabang Merauke Raya Air Charter mengalami kecelakaan di kawasan Tanjung Berakit, Kabupaten Bintan. Pesawat tersebut digunakan untuk tes penerbangan terkait pergantian mesin.
Pesawat yang lepas landas dari Bandar Udara Hang Nadim, Batam, pukul 13.18 WIB diketahui kehilangan kontak dengan radar Pengatur Lalu Lintas Udara Tanjung Pinang pukul 13.40 WIB dan kemudian diketemukan jatuh. Seluruh kru diketemukan tewas, yaitu Fadlul Kharim (pilot), Reza Bukalo (kopilot), dan tiga teknisi, yakni Syahrul, Suroso, serta Sutanto.
Empat bulan dari kejadian itu, Sabtu 7 Mei 2011, pesawat MA-60 milik Merpati Nusantara Airlines jatuh di Teluk Kaimana, Papua Barat. Lokasi jatuhnya pesawat tersebut berjarak sekitar 500 meter sebelum mencapai ujung landas pacu Bandara Kaimana yang berada di tepian laut.
Pesawat tipe MA60 berkapasitas 56 penumpang itu dilaporkan mengangkut 21 penumpang dengan perincian 18 dewasa, satu anak, dan dua bayi. Dalam kecelakaan tersebut seluruh penumpang dan kru diyakini meninggal.
Sedangkan pada September 2011, tercatat terjadi empat kecelakaan pesawat, termasuk pesawat Casa 212 milik PT Nusantara Buana Air yang hilang Kamis 29 September 2011 di Bohorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.
Pada 9 September, pesawat Susi Air jenis Caravan C 208 B pk-VVE, yang berangkat dari Wamena tujuan Kenyem wilayah Pegunungan Papua, jatuh di Distrik Pasema Kabupaten Yahukimo. Piloti Dave Cootes warga Australia dan Copilot, Thomas Munk asal Salovakia tewas di tempat.
Di hari yang sama, pesawat Susi Air yang mengangkut dua penumpang dan dua kru tergelincir di Bandara El tari, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pesawat Susi Air yang baru tiba dari Sabu-Raijua itu tergelincir karena mengalami pecah ban belakang. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Belum genap dua pekan, atau tepatnya Kamis 22 September 2011 pesawat jenis Pilatus PK-UCE milik maskapai Yajasi jatuh di wilayah pegunungan Papua. Tepatnya di sekitar Paspalei Kabupaten Yalimo, Papua. Pilot Paul Westlund dan dua penumpangnya, Bois Sama serta Yosua Salak, meninggal dunia.
Sehari kemudian, Jumat 23 September 2011, helikopter jenis Bell 412 milik Airfast, yang disewa PT Newmont Nusa Tenggara, juga jatuh. Heli yang diterbangkan pilot Agus Khaerudin dan kopilot Ari Palimpung ditemukan hancur berantakan di Pegunungan Dodo Rinti di lembah Kemilas Ropang, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Kedua awak heli ditemukan tak tewas. Dan yang terakhir adalah pesawat milik NBA yng menewaskan 18 orang penumpang dan kru.
• VIVAnews
Tidak ada komentar: