Dari 66.778 desa yang tersebar di Indonesia, baru sekitar 24.000 atau 36% di antaranya yang sudah terjangkau layanan telekomunikasi. Sedangkan sisanya, 42.778 desa atau sekitar 64% di antaranya, masih dalam tahap rencana pembangunan.
Demikian dipaparkan Eddy Kurnia, Head of Corporate Communication Telkom. Rencana pembangunan ini akan digarap Telkom bersama anak perusahaan selulernya, Telkomsel, dalam program Universal Service Obligation (USO).
"Lebih dari sebatas pengelolaan USO, Telkom bahkan berkeinginan untuk menjadi yang terdepan dalam membangun infrastruktur di titik-titik terluar wilayah Indonesia," ujarnya di Grha Citra Caraka, Jakarta, Selasa (27/9/2011).
Menurut Eddy, hingga akhir 2010 lalu, setidaknya ada 12 titik wilayah terluar lain yang menjadi target pembangunan infrastruktur Telkom yang telah diselesaikan.
Titik terluar itu adalah Pulau Marore (Utara Kep. Sangihe, berbatasan dengan Filipina), Pulau Marampit (Utara Kepulauan Talaud, berbatasan dengan Filipina), Pulau Sekatung (Utara Pulau Natuna, berbatasan dengan Vietnam), Pulau Tapeh (sebelah Timur Laut Timor Leste), Pulau Rondo (Utara Pulau Weh, Aceh).
Kemudian, Pulau Berhala (utara Sumatera), Pulau Fani, (Utara Papua), Pulau Fanildo (Utara Papua),dan Pulau Bras (Utara Papua), Pulau Batek (perbatasan dengan Timor Leste), Pulau Dana (perbatasan dengan Australia), dan Pulau Sebatik (perbatasan dengan Malaysia).
Eddy juga menceritakan, pada 2006 lalu, Telkom telah menggelar infrastruktur di Pulau Miangas yang berbatasan dengan Filipina dan Pulau Nipah dan Natuna yang berbatasan dengan Singapura.
Kehadiran Telkom di wilayah terdepan Indonesia juga diperkuat oleh anak perusahaannya melalui program Telkomsel Merah Putih yang telah membangun jaringan di daerah terluar dan kawasan terpencil.
"Sebagai negara kepulauan dengan panjang setara seperdelapan bentangan dunia dengan luas 1,9 juta kilometer persegi yang memiliki 18.000 pulau, geografis Indonesia memiliki tantangan tersendiri," kata Eddy.
Demikian dipaparkan Eddy Kurnia, Head of Corporate Communication Telkom. Rencana pembangunan ini akan digarap Telkom bersama anak perusahaan selulernya, Telkomsel, dalam program Universal Service Obligation (USO).
"Lebih dari sebatas pengelolaan USO, Telkom bahkan berkeinginan untuk menjadi yang terdepan dalam membangun infrastruktur di titik-titik terluar wilayah Indonesia," ujarnya di Grha Citra Caraka, Jakarta, Selasa (27/9/2011).
Menurut Eddy, hingga akhir 2010 lalu, setidaknya ada 12 titik wilayah terluar lain yang menjadi target pembangunan infrastruktur Telkom yang telah diselesaikan.
Titik terluar itu adalah Pulau Marore (Utara Kep. Sangihe, berbatasan dengan Filipina), Pulau Marampit (Utara Kepulauan Talaud, berbatasan dengan Filipina), Pulau Sekatung (Utara Pulau Natuna, berbatasan dengan Vietnam), Pulau Tapeh (sebelah Timur Laut Timor Leste), Pulau Rondo (Utara Pulau Weh, Aceh).
Kemudian, Pulau Berhala (utara Sumatera), Pulau Fani, (Utara Papua), Pulau Fanildo (Utara Papua),dan Pulau Bras (Utara Papua), Pulau Batek (perbatasan dengan Timor Leste), Pulau Dana (perbatasan dengan Australia), dan Pulau Sebatik (perbatasan dengan Malaysia).
Eddy juga menceritakan, pada 2006 lalu, Telkom telah menggelar infrastruktur di Pulau Miangas yang berbatasan dengan Filipina dan Pulau Nipah dan Natuna yang berbatasan dengan Singapura.
Kehadiran Telkom di wilayah terdepan Indonesia juga diperkuat oleh anak perusahaannya melalui program Telkomsel Merah Putih yang telah membangun jaringan di daerah terluar dan kawasan terpencil.
"Sebagai negara kepulauan dengan panjang setara seperdelapan bentangan dunia dengan luas 1,9 juta kilometer persegi yang memiliki 18.000 pulau, geografis Indonesia memiliki tantangan tersendiri," kata Eddy.
Sumber : http://www.detikinet.com
Tidak ada komentar: