Bagi mereka yang gemar makanan atau minuman dengan kandungan asam tinggi sebaiknya juga mewaspadai kesehatan gigi. Pasalnya, kebiasaan mengonsumsi menu makanan yang mengandung asam seperti jus jeruk, jus buah atau cuka menjadi pemicu masalah gigi sensitif (hipersensitivitas dentin).
Menurut periodentist dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Yuniarti Soeroso, drg, Sp.Perio (K), Selasa (25/10/2011), makanan asam dapat mengikis lapisan gigi sehingga memicu sensitivitas gigi.
"Asam itu bisa menyebabkan gigi erosi, sehingga permukaan enamel terkikis. Sering menggunakan cuka pada pempek dalam jumlah besar juga punya peran besar dalam mengabrasi enamel, sehingga dentin terbuka," katanya.
Enamel merupakan lapisan pada mahkota gigi yang melindungi dentin. Namun jika dentin ini terbuka, maka gigi bisa menjadi sensitif dan rentan. Peningkatan sensitivitas dapat disebabkan oleh rasa dingin, panas, asam dan tekanan udara.
Di samping itu, timing atau waktu menyikat gigi yang salah, lanjut Yuniarti, juga turut berkontribusi dalam pengembangan gigi sensitif. Misalnya, sehabis minum jus jeruk sebaiknya seseorang jangan langsung menyikat gigi. Karena dapat mendorong asam masuk ke tubulus dentin.
"Minimal, tunggu kira-kira satu jam, baru sikat gigi," kata Yuni, yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Periodonsia Indonesia (IPERI).
Ia menambahkan, selama ini banyak orang beranggapan bahwa rasa ngilu sebagai kondisi yang wajar, sehingga orang cenderung mengabaikannya. Padahal, hal itu menurutnya sama sekali tidak wajar, dan harus segera mendapatkan perawatan.
"Jika didiamkan, gigi sensitif membuat penyikatan gigi tidak nyaman, sehingga plak bisa tumbuh dengan cepat dan menyebabkan masalah gigi lain seperti radang gusi. Apabila ini terus dibiarkan maka terjadi kerusakan lebih berat, misalnya gigi goyang dan berlubang," tuturnya.
Salah satu cara paling sederhana dan praktis untuk mengatasi keluhan gigi sensitif adalah melalui penggunaan pasta gigi dengan bahan aktif yang dapat mengurangi rasa ngilu pada gigi sensitif yang secara langsung menenangkan ujung saraf di dalam gigi. Adapun, cara lainnya dengan melakukan terapi yang menggunakan laser, namun metode ini tidak dianjurkan.
Tidak ada komentar: